Home » , , , , » Mengkaji Ulang Teori Adam Smith

Mengkaji Ulang Teori Adam Smith

Diposting oleh Mas Is

teori ekonomi adam smith
“Dengan pengorbanan (modal) yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil (keuntungan) yang sebesar-besarnya.” (Adam Smith)

Kalimat di atas sangat familier di telinga kita. Saya masih ingat ketika di awal-awal kuliah dulu, kalimat inilah yang ditanamkan dalam pemikiran para mahasiswa. Yah.. itulah teori Adam Smith atau lebih dikenal dengan Teori Ekonomi, tentunya bagi Anda para pelaku usaha ataupun praktisi ekonomi dan bisnis sudah tidak asing lagi. Namun tulisan kali ini bukan dimaksudkan untuk mereview ataupun mempelajari kembali teori tersebut. Saya juga tidak tahu, apakah gambar yang pasang ini benar Adam Smith atau bukan, namun ketika saya mencari di google, gambar inilah yang muncul.

Dalam tulisan ini saya tertarik untuk membahas apakah teori tersebut sesuai dengan norma dan budaya bangsa kita dan apakah teori tersebut tepat dan baik untuk diamalkan? Mari kita lihat aplikasinya.

Para mahasiswa ataupun pelajar banyak yang salah dalam mengaplikaskan teori tersebut. Mereka telah mengaplikasikan dalam hal belajar, cukup dengan belajar sedikit saja tapi ingin mendapatkan nilai yang paling bagus. Akhirnya mereka menjadi malas dalam hal belajar. Dampaknya apa? Ketika ulangan banyak di antara mereka yang tidak mau belajar dengan sungguh-sungguh dan akhirnya mengambil jalan pintas yaitu dengan mencontek agar mendapatkan nilai yang bagus.

Jika teori ini diterapkan oleh para pegawai dan karyawan yang terjadi adalah akan menumbuhkan etos kerja yang rendah. Kalau perlu dengan bekerja semaunya mereka mendapatkan gaji yang besar. Maka tidak heran jika Anda sering melihat banyak pegawai negeri ataupun karyawan swasta yang bekerja dengan seenaknya sendiri. Tidak jarang kita melihat ada orang berseragam PNS berkeliaran di pasar-pasar, mal-mal pada jam kerja. Itulah akibat salahnya dari penerapan teori ini. Lebih parahnya lagi banyak yang menerapkan teori ini sejak awal mereka sebelum bekerja. Masuk bekerja dengan memberikan uang sogokan, akhirnya untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya mereka melakukan korupsi.

Jika teori ini diterapkan pada pengusaha maka yang terjadi adalah mereka akan memperlakukan karyawan mereka dengan tidak manusiawi. Banyak kasus yang terjadi, para buruh atau karyawan dituntut untuk bekerja keras, agar memberikan keuntungan yang besar pada pengusaha, namun upah yang diberikan kepada mereka tidak layak. Bahkan kalau perlu pemberian upah mereka diundur-undur sehingga menylitkan para buruh.

Jika teori ini diterapkan oleh para pedagang, maka memang terjadi, dengan modal yang sekecil-kecilnya mereka akan berusaha mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Dampak buruknya mereka akan mengurang timbangan ataupun menjual produk yang kualitasnya tidak baik, hanya demi mendapatkan untung yang berlipat-lipat.

Nah… apakah teori tersebut buruk dan salah? Semua tergantung dari bagaimana Anda menerapkannya. Akan tetapi, bagi kami pribadi mungkin lebih baik kalimatnya dirubah, “Meskipun dengan modal yang terbatas, namun bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.” Bagaimana menurut Anda…?


0 komentar:

Posting Komentar